TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA
SAWIT
MENGUKUR KUALITAS MINYAK JELANTAH DI
PASARAN
I.
Tujuan praktikum
Mahasiswa dapat melakukan penentuan ALB dan asam
lemak pada minyak goreng jelantah beberapa sampel.
II.
Teori dasar
Minyak goreng adalah lemak yang
digunakan untuk medium penggoreng. Secara umum, di pasaran ditawarkan dua macam
minyak goreng: minyak goreng nabati yang berasal dari tanaman dan hewani
berasal dari hewan. Saat ini yang paling umum digunakan di Indonesia, adalah
minyak yang berasal dari nabati (Hariskal, 2009).
Minyak adalah zat atau bahan yang tidak larut dalam air yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan maupun hewan dan merupakan campuran dari gliserida-gliserida
dengan susunan asam-asam lemak yang tidak sama. Komponen-komponen lain yang
mungkin terdapat pada minyak meliputi fosfolipid, sterol, vitamin dan zat
warna, yang larut dalam lemak seperti klorofil dan karatenoid. Minyak adalah
suatu kelompok dari lipida sederhana terbesar yang merupakan ester dari tiga
molekul asam lemak dengan satu molekul gliserol dan membentuk satu molekul
trigliserida yang dalam kondisi ruang (>27oC) akan berbentuk cair
(Genisa, 2013). Secara umum adsorbsi
adalah proses pemisahan komponen tertentu dari satu fasa fluida (larutan) ke
permukaan zat padat yang menyerap (adsroben). Pemisahan terjadi karena
perbedaan bobot molekul atau porositas, menyebabkan sebagian molekul terikat
lebih kuat pada permukaan dari pada molekul lainnya. Adapun syarat-syarat untuk
berjalannya suatu proses adsorbsi, yaitu terdapat :
1. Zat yang mengadsorbsi (adsorben),
2. Zat yang teradsorbsi (adsorbat),
3. Waktu pengocokan sampai adsorbsi berjalan seimbang.
Adsorbsi dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu adsorbsi secara kimia dan
secara fisika. Adsorbsi secara kimia (kemisorbsi) adalah adsorbsi yang terjadi
karena adanya gaya-gaya kimia dan diikuti oleh reaksi kimia. Adsorbsi jenis ini
mengakibatkan terbentuknya ikatan secara kimia, sehingga diikuti dengan reaksi
berupa senyawa baru. Pada kemisorbsi permukaan padatan sangat kuat mengikat
molekul gas atau cairan sehingga sukar untuk dilepas kembali, sehingga proses
kemisorbsi sangat sedikit. Adsorbsi fisika (fisiosorbsi) adalah adsorbsi yang
terjadi karena adanya gaya-gaya fisika. Adsorbsi ini dicirikan adanya kalor
adsorbsi yang kecil (10 kkal/mol). Molekul-molekul yang diadsorbsi secara fisik
tidak terikat secara kuat pada permukaan dan biasanya terjadi pada proses
reversible yang cepat, sehingga mudah diganti dengan molekul lain. Minyak
goreng memang sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Makanan yang digoreng biasanya lebih lezat
dan gurih, tanpa membutuhkan tambahan bumbu bermacam-macam(Arini, 1999).
III. Metodelogi
a.Alat
1.
erlenmeyer
2.
gelas ukur
3.
gelas beaker
4.
pipet tetes
5.
mikro buret
6. neraca
analitis.
b.Bahan
1.sampel
minyak jelantah
2. arang
aktif
3. NaOH
c.Prosedur Kerja
1. disiapkan
sampel minyak sebanyak 250 ml
2. dimasukan
arang aktif ke dalam sampel minyak
3. dimasukan
NaOH ke dalam sampel minyak
4. diamati
perbuhahan warna
5. hitung
kadar PH.
IV.Tabel.1 Hasil Pengamatan
No
|
Sampel
|
Warna
|
Aroma
|
ALB
(%)
|
Angka asam
(mg KOH/g)
|
pH
|
1
|
Minyak rumah tangga
|
Coklat
|
Tengik
|
0,35
|
0,55
|
6
|
2
|
Minyak ikan lele
|
Coklat kehitaman
|
Tengik
|
0,2220
|
0,3486
|
5
|
3
|
Minyak gorengan
|
Kuning keemasan
|
Tengik
|
0,2775
|
0,4335
|
6
|
4
|
Minyak KFC jalan
|
Coklat
|
Tengik
|
0,449
|
0,77
|
7
|
NO
|
Sampel
|
Warna
|
aroma
|
ALB
a.aktif NaOH
|
Asam
a.aktif NaOH
|
PH
ArangNaoh
|
|||
1
|
m.rumah tangga
|
Coklat tua
|
Tengik
|
0,2
|
0,15
|
0,3
|
0,2
|
6
|
8
|
2
|
m.ikan lele
|
Coklat tua
|
tengik
|
0,1635
|
0,227
|
0,255
|
0,4238
|
6
|
8
|
3
|
M.gorengan
|
Coklat tua
|
Tengik
|
0.1635
|
0,277
|
0,255
|
0,4328
|
6
|
8
|
4
|
M.kfc jalanan
|
Coklat kehitaman
|
tengik
|
3,885
|
0,166
|
6,062
|
0,25
|
6
|
8
|
HASIL
PERHITUNGAN
Arang =
ALB=
=
= 3.885 %
A.asam=
=
=6,025 %
NaOH
=
ALB =
=
= 0.166 %
a.asam =
V.
PEMBAHASAN
Pada praktikum yang telah dilakukan ini
menggunakan 4 jenis sampel minyak jelantah yaitu minyak rumah tangga, minyak ikan
lele, minyak gorengan, minyak kfc jalanan.
di temukan pada sampel minyak rumah tangga sebesar 0,35%, minyak ikan
lele sebesar 0,222% , minyak gorengan sebesar 0,277 % dan minyak kfc jalanan
sebesar 0,499% hasil tersebut menunjukan
bahwa minyak yang telah terjadi beberapa proses pemanasan sangatlah tidak layak
untuk digunakan kembali karena batas ambang ALB nya sudah melebihi batas.
Minyak
minyak yang sudah mengalami penjernihan dengan bahan arang aktif dan NaOH
terjadi perubahan pada kadar ALB masing masing sampel kecuali pada sampel minyak kfc jalanan yaitu
semakin bertambah kadar ALB nya yaitu sebesar 3.885 % dan kadar alb yang terkecil terdapat pada
sampel m.rumah tangga sebesar 0,2 % . pada sampel NaOH alb yang terbesar
terdapat pada sampel M.ikan lele dan M.gorengan sebesar 0,277% , dan yang
terkecil terdapat pada sampel minyak rumah tangga sebesar 0,15 %
Pada kadar ph setelah proses penjernihan pun
terjadi perubahan , pada ph pencampuran arang aktif pada sampel sebesar 6 Ph,
dan pada NaOH sebesar 8.
VII
.KESIMPULAN
Pada hasil praktikum kali ini dapat
disimpulkan bahwa pemurnian menggunakan arang aktif dan NaOH dapat dilakukan ,
akan tetapi minyak tersebut tidak bisa dikonsumsi kembali.
Perhitungan arang
minyak kfc kafar arangnya sebesar 3.885 % dan kadar A.asam sebesar
6,0625 %
Dan
NaOH alb nya sebesar 0,16 % serta kadar asam sebesar 0,25%.
Dengan
hal ini membuktikan bahwa minyak jelantah kfc ALB dan asam nya lebih tinggi
dibandingkan dengan minyak-minyak lainya baik yaitu sebesar 3,885 dan 6,062.
Dengan
hasil yang tinggi tersebut dapat di ketahui bahwa jelantah minyak kfc sangat
tidak baik untuk dikonsumsi .
DAFTAR
PUSTAKA
Arini. 1999. Minyak Jelantah, Amankah?.
Jurnal LP POM MUI, No. 25
Genisha,jalil.2013.Teknologi minyak dan lemak pangan. Masagena press:
makassar
Haruskal,2009.keruskanminyakgoreng.http://hariskal.wordpress.com/2009/05/09/kerusakan-minyak-goreng/. Diakses pada 8 november 2014, pontianak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar